SERUTU VOL 04 - MENIUP DIDGERIDOO DAN TEMU BLOGGER BALIKPAPAN
Seni Seru Tiap Sabtu (Serutu) menapak edisi keempat, Sabtu 5
Januari 2019 lalu. Kali ini diisi pertemuan para blogger di Balikpapan dan
menikmati bunyi didgeridoo, alat musik tiup khas Aborigin, Australia. Perpaduan
acara yang unik.
Sejumlah blogger, yang hampir semuanya tergabung dalam Balikpapan Blogger Community, datang ke Lemari Seni Balikpapan sore itu. Ada blogger yang memang penghasilannya dari hasil menulis di blog, ada juga yang mengisi
blog sebagai hobi dan sebatas menuntaskan hasrat menulis. Beragam tema yang mereka tulis, dari kuliner, perjalanan, wisata, otomotif, pengalaman sehari-hari, bahkan juga cerpen dan puisi.
Mereka yakni Hendra (kokohhendra.wordpress.com),
Anna (annarosanna.com), Rani (kucingtheexplorer.blogspot.com), Adi
Prasetya (sambalbawangkangadi.blogspot.com), Lidha (bulirjeruk.com), Yuli
(yulijannaini.wordpress.com), Anggi (anggialfonso.com), Rizal (rizalbackpack.com),
Atha (athaajosarapanpagi.blogspot.com).
Lidha berharap ada kegiatan rutin, pertemuan di
antara para blogger Balikpapan. Itu masih jarang. “Meski kita beda jenis
blogger, tetap bisa sharing ilmu. Juga agar semakin baik dari sisi penulisan,”
kata Lidha.
Rizal mengutarakan, sebenarnya tidak perlu jago
menulis untuk mengawali tulisan di blog. Rizal mengawali blog sejak duduk di
bangku SMA, dan tulisan awalnya tentang perjalanan.
“Sekarang, yang lebih ngetren adalah nge-vlog,
ketimbang ngeblog. Jadi mesti juga kita mengupayakan bagaimana membangkitan
lagi ngeblog. Jadi, coba kita bikin gerakan di daerah, untuk mengangkat
Balikpapan,” ujar Rizal.
Anggi mengungkapkan, blogger di Balikpapan perlu
mengupayakan agar gerakan bersama semakin menguat. Ini agar blogger Balikpapan,
secara gerakan, bisa bersuara sampai tingkat nasional. “Di Jawa, blogger aktif
promosikan daerahnya,” katanya.
Sementara Hendra mengatakan, cukup iri dengan
blogger dari Pulau Jawa, terutama Jakarta. Mereka pun bisa bikin acara-acara
menarik, dan itu rutin. “Kita bisa mencoba bikin event serupa, di Balikpapan. Saya rasa, belum pernah
ada. Pasti menarik,” katanya.
Adi menambahkan, tulisan di blog adalah juga untuk
dibaca masyarakat. Sehingga semestinya cukup informatif dan menarik. “Sebab,
tulisan kita, menggambarkan juga bagaimana kita berlogika dan menganalisis,”
katanya.
Selepas pertemuan blogger, acara Serutu diisi Mas
Panca, yang memainkan didgeridoo, alat musik tiup suku Aborigin, Australia.
Panca membawa dua digeridoo yang terbuat dari bambu, sepanjang 1,5-an meter.
“Di asalnya, didgeridoo dimainkan oleh lelaki saja.
Didgeridoo aslinya dari kayu, yang berongga. Namun uniknya, rongga di dalam
batang kayu ini tidak dibikin manusia. Melainkan karena dimakan rayap,” ujar
Panca.
Menurut Panca, memainkan didgeridoo biasanya untuk
upacara sebelum suku Aborigin berburu. Di telinga, didgeridoo ini mirip suara
gema. Panca meniup didgeridoo dengan santai. “Sambil meniup, ya ambil nafas,”
katanya.
Mereka yang datang menyaksikan, sebagian mencoba
meniup didgeridoo. Namun tidak ada yang berhasil. Suara yang keluar, malah
seperti suara orang buang angin. “Kalau masih pemula meniup alat ini, suara
yang keluar ya seperti itu,” ujar Panca sembari tertawa.
Ketua Forum Kreatif Usaha Sama-sama (Fokus) Balikpapan
Abi Ramadan Noor mengatakan, Serutu akan terus diupayakan. Belum bisa setiap
Sabtu dalam setiap pekan, karena Serutu pun tergantung siapa yang mau mengisi.
“Serutu ini, kami inginkan kedepan bisa menjadi
salah satu acara seni yang rutin di Balikpapan. Bisa juga nanti menjadi tren.
Balikpapan kan kurang acara seni, terlebih lagi yang terdokumentasi cukup baik,”
kata Abi.
Comments
Post a Comment