SENIMAN BALIKPAPAN PEDULI BENCANA, KOLABORASI LINTAS GENRE YANG TERBESAR


Taman Bekapai, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu 29 Desember 2018. Jam menunjuk pukul 19.00 Wita saat dimulainya kolaborasi puluhan seniman, sebagai solidaritas kepedulian terhadap bencana. Dan ternyata, ini jadi kolaborasi terbesar antarseniman lintas genre yang pernah digelar di ruang publik Balikpapan.

Sekitar 50 seniman ambil bagian dalam acara itu. Para penari, pemain teater, musisi tradisi, komika, pelukis, musisi reggae, komunitas bumerang, hingga grup band. Mereka berasal dari beberapa sanggar dan komunitas atau forum seni, juga kalangan perorangan, di Balikpapan.

Mereka, antara lain dari Sanggar Atap Jerami, Teater Junjung Nyawa, Stand Up Comedy Balikpapan, Sape Ansamble Balikpapan Society (SABS), Forum Kreatif Usaha Sama-sama (Fokus) Balikpapan, Lelymonsterga, dan Borneo Boomerang Club (BBC). Selain mereka, masih banyak kawan-kawan yang berpartisipasi.


Hanya tiga hari, waktu persiapan kolaborasi pertunjukan ini sebagai bentuk kepedulian seniman bencana, terutama bencana tsunami Banten dan Lampung. Tiga hari jelas durasi waktu yang mepet. Tidak ada donatur, dan semuanya dijalankan secara mandiri. Namun semua sepakat untuk menggelar kolaborasi di malam Minggu itu. Apa yang dimiliki hanya nyala semangat dan optimisme. 

Untuk ukuran sebuah pentas di ruang terbuka, properti yang diangkut, termasuk minim. Dentuman suara, hanya memakai dua pengeras suara. Pencahayaan, hanya memasang empat titik lampu. Bahkan tidak ada panggung yang dibikin di Taman Bekapai, ruang publik yang terletak di Jalan Sudirman tersebut. 
  
Semua peralatan pendukung yang bisa dibawa, diangkut ke lokasi acara, dari kain, boneka, nasi kotak, minuman gelas kemasan, dan lain-lain.  “Perkiraan kami, warga yang datang ke Bekapai menyaksikan perform kawan-kawan, bisa mencapai 500-700 orang,” kata Steven Karo, komika. 


Beberapa tarian kontemporer, tradisi, pembacaan puisi, aksi teatrikal, kolaborasi sejumlah musisi sape (alat musik tradisional Dayak), berjalan sambung-menyambung. Tak ketinggalan kolaborasi spontan antar-mereka.

Semakin menghibur ketika para komika, turun membawakan acara di sepanjang pertunjukan. Ada Gamayel, komika yang sudah menasional. Gamayel datang dengan kostum resminya: seragam polisi. Bahu-membahu bersama Abi dan Arbie (keduanya dari Stand Up Comedy), dan Yudi (Junjung Nyawa), mereka menghidupkan suasana. "Ini (kita) disorot lampu warna-warni, ya. Kayak film (horor) Suzanna. Mukamu ungu," kata Gamayel kepada partnernya di sebelah.

Abi Ramadan Noor, koordinator acara mengatakan, aksi peduli bencana ini sekaligus luapan keresahan seniman di Balikpapan. “Kami tidak mendapat cukup ruang dan kesempatan. Berkesenian, adalah kebutuhan kami. Dan kota ini butuh sentuhan seni, banyak acara seni, agar masyarakat mengenal seniman dan pergerakannya,” katanya.


Seniman, ketika susah mengakses tempat untuk berkesenian, mesti mencari lokasi lain. Di jalan, di ruang publik, di taman, di mana saja. Jangan tergantung soal uang. “Jangan juga tergantung dana, gedung, atau hanya bergerak ketika ada event atau pameran datang menghampiri,” ucap Abi, yang adalah pelukis ini.

Pekerjaan rumah seniman di Balikpapan semakin besar, dan semakin sulit dibandingkan daerah-daerah lain yang apresiasi seninya sudah tumbuh. Sebab, pertunjukan seni jarang terlihat di ruang-ruang publik Balikpapan. Perpaduan masalah, dan keresahan antarseniman itu, yang lantas mewujudkan acara tersebut,

“Kami yang gabung di acara ini, adalah seniman-seniman yang beda genre, namun satu dari sisi kemanusiaan. Aksi ini juga mengenalkan lagi keberadaan kami ke masyarakat. Ada lho, seniman di Balikpapan, yang sebagian sudah terkenal di luar,” kata Steven.

Beberapa musisi senior, juga datang memberikan dukungan nyata. Angkasa Irwansyah, misalnya, memainkan sape. Ada juga Baang Sajah, bersama kawan-kawannya untuk bermusik reggae. Fredrika Husun, penari Dayak yang berdomisili di Perth, Australia, dan sedang di Balikpapan, ikut datang. Bahkan ikut menari.

Semakin malam, acara makin seru. Diisi juga lelang beberapa karya, dan membubuhkan tanda tangan. Biru Tamaela, grup band di Balikpapan, yang tidak masuk daftar awal untuk mengisi acara, ikut pentas, sekaligus menutup rangkaian pertunjukan. Sekitar pukul 22.10 Wita, acara selesai.


Benar-benar tidak menyangka respons masyarakat, juga seniman sendiri, tinggi. Bolehlah dikatakan, kolaborasi itu merupakan kolaborasi antarseniman lintas genre dengan jumlah peserta terbanyak di Balikpapan. Kolaborasi terbesar yang pernah ada di ruang publik Balikpapan. Sejumlah seniman sepakat akan itu.

Di balik pertunjukan seni ini, tentu banyak pihak membantu di belakang layar. Ada yang meminjamkan peralatan, menyediakan tempat berkumpul, membantu urusan transportasi, peralatan-peralatan terkait tata suara, makanan, dan dukungan para admin media sosial.

Dari hasil aksi ini, terkumpul uang donasi sejumlah Rp 3.672.100 yang disalurkan melalui organisasi Indo Peduli. Puji Sri Nuraeni, pendiri organisasi itu yang tinggal di Adelaide, Australia, datang. Bahkan Eni juga ikut membaca puisi.



“Apa yang terjadi (pentas) itu, menunjukkan seniman-seniman Balikpapan bisa. Karya teman-teman, bagus, dan mendapat apresiasi. Kita bisa menggelar acara serupa itu, secara rutin di ruang-ruang publik. Atau di mana saja,” kata Novan, pendiri Sanggar Atap Jerami.




Baca Juga :
LEMARI SENI BALIKPAPAN, GALERI SENI SKALA MINI DI KOTA INDUSTRI
SERUTU VOL 03 - MENGGAMBAR SKETSA, DONGENG, DAN SEKOLAH MEMERDEKAKAN ANAK
SERUTU VOL 02 - MELUKIS MEMAKAI AMPAS KOPI DAN DISKUSI
SERUTU VOL 01, SENI SERU TIAP SABTU DI LEMARI SENI BALIKPAPAN
SANGGAR ATAP JERAMI KENALKAN PERGERAKAN SENI FOKUS BALIKPAPAN KE KALBAR
DARI BALIKPAPAN, ART DAY 1 AWALI LANGKAH WUJUDKAN HARI SENI
DARI CREATIVE ART SPACE, FOKUS MENUJU LEMARI SENI BALIKPAPAN
PAMERAN PENJAKES DIAPRESIASI GOL A GONG
SEMANGART 45 PAMERAN KELIMA FOKUS BALIKPAPAN
PAMERAN KETIGA FOKUS BALIKPAPAN - MATHILDA FEST
CREATIVE ART SPACE "GEDUNG KESENIAN SWASTA" PEMANTIK PERGERAKAN SENI BALIKPAPAN
SEJENAK MENGOBROL TENTANG GERAKAN SENI FOKUS KOTA BALIKPAPAN
TENTANG FOKUS KOTA BALIKPAPAN

Comments

Post a Comment