SINERGI DAN NOL RUPIAH DI BALIKPAPAN

Pameran Sinergi di Lemari Seni Balikpapan, akhirnya terlaksana. Diawali hujan deras yang mengguyur sejak petang, sempat memunculkan setumpuk kekhawatiran. Tertunda satu jam, pembukaan pun akhirnya tersaji, Selasa (15/1/2019).

Puluhan orang, yang “haus” akan seni, berkumpul, di halaman Mebel Jawa, di kawasan Markoni Atas, Balikpapan, malam itu. Bersiap menikmati pameran yang dihelat di Lemari Seni, ruang seni yang terletak di lantai dua bangunan toko mebel tersebut. Mereka bersiap untuk merayakan “pesta” mereka.

Tidak dengan seremonial yang gegap gempita. Namun dengan acara sederhana yang jauh dari kesan formal, dan berbalut spontan. Hujan yang sempat membuat kalang kabut, akhirnya membuat pembukaan pameran malah menjadi berkesan. Tidak hanya tentang duet pembawa acara yang fresh, tetapi juga apa saja pengantar menuju pembukaan.

Yudi Pratama, pendiri Teater Junjung Nyawa Balikpapan berduet bersama Arbie, dedengkot Stand Up Comedy Balikpapan. Duet yang juga mewarnai pentas kolaborasi seniman lintas genre, akhir Desember 2018 lalu, saat aksi kepedulian seniman terhadap bencana.

Kondisi darurat memaksa duo MC ini memakai mikrofon sebagai formalitas. Tak mengapa. Setelah satu patah kata, meluncurlah informasi mengenai tata cara pameran, yang tercetak dalam papan stiker di depan pintu masuk bangunan.

Tidak hanya mengartikan satu demi satu aturan, informasi via gambarnya pun mereka pelesetkan. Saat menunjuk gambar gelas, garpu, dan pisau yang dipalang, pertanda dilarang makan dan minum, Arbie menyebut “Dilarang makan gelas dan garpu”.

Ketika menunjukkan larangan membuat keributan di area pameran, disebutkan sebagai “Dilarang Makan Wifi”. Sepintas memang mirip. Begitulah banyolan demi banyolan terlontar. Sepertinya ini pameran seni pertama di Balikpapan yang dibuka berbalut nuansa komedi.

Akhirnya seremonial buka pintu, sebagai penanda resmi pameran dibuka, dilakukan. Selayaknya pameran (serius). Sebelum seremonial ini, sudah terlantun lagu-lagu berbalut iringan musik sape dari dalam gedung yang dibawakan Sanggar Atap Jerami. Begitu pintu dibuka, dua penari menyambut.

Mereka berdua, sembari menari, mengajak semua yang datang, menuju lantai dua. Meniti tangga demi tangga yang berbahan kayu, sampailah di ruang pameran. Musik dan tarian masih terus mengalun. Tak seberapa lama kemudian, Lelymonsterga tampil, membawakan tarian.

Dan, dimulailah secara resmi Sinergi hingga lima hari ke depan. Sinergi adalah pameran yang berangkat dari setumpuk keresahan sebagian seniman Balikpapan akan geliat seni kotanya yang dirasa sepi. Juga keresahan atas rendahnya apresiasi seni. Namun keresahan, ini tidak dituangkan dalam keluhan, melainkan bergerak.

Seperti simbol gambar (logo) pameran, Sinergi melukiskan perpaduan antara otak dan hati. Tersambung melalui gerigi yang saling bertaut. Keduanya mesti seimbang. Begitulah kiranya, menurut Abi Ramadan Noor, Ketua Forum Kreatif Usaha Sama-sama (Fokus) Balikpapan yang juga sekaligus penggagas Sinergi, memberi sedikit penjelasan.

Melalui pameran ini, menurut Abi, setidaknya mulai terpantik kesan di masyarakat tentang pameran seni, dan bagaimana menikmatinya. Masih jauh dari ideal, tak terhindarkan, mengingat minimnya relawan dan waktu persiapan.

Namun pelan-pelan, edukasi  seni coba dimunculkan, baik ke peserta pameran, penikmatinya, dan juga mereka yang bergerak di pameran ini. Edukasi itu, antara lain diperkenalkan tata tertib pameran, mengupayakan jumpa seniman, hingga mendokumentasikannya, baik melalui media sosial (medsos) instagram, menuangkan ke blog ini, hingga membuat rilis media.

Mengawali bergerak, dan menjalankan hal-hal baru, tidak mudah. Sangat bisa berbuah kesalahan dan “keanehan” di sana-sini. Namun mengawali sesuatu terobosan, selalu menjadi sebuah keasyikan dan tantangan, di kota yang belum kentara nuansa seninya ini.

Mengawali bergerak, tidak mudah. Menjadi semakin unik ketika pameran Sinergi dijalankan dengan anggaran Nol Rupiah. Setidaknya ini membuktikan bahwa setumpuk keresahan seniman, kemauan, berpadu dalam sinergi, bisa menjadi energi positif.

Bisa dibilang, pameran Sinergi mungkin terdengar aneh karena dihelat tanpa ada anggaran. Tapi kenyataan memang demikian. Namun ketika banyak pihak mau dan rela berbagi, serta berkorban, pameran berbiaya nol rupiah ini, bisa juga dilangsungkan.

Semua peralatan yang mampir ke lokasi selama pameran, terwujud berkat banyak tangan yang mengulurkan bantuan. Seluruh penampil mengisi acara tanpa meminta bayaran. Ucapan terima kasih juga kepada pihak owner Mebel Jawa yang menyediakan tempat. 

Sebagian jalannya pameran dan acara-acaranya, bisa dilihat di ig @lemarisenibalikpapan.
#jangankapokbergerak

BACA ARTIKEL LAINNYA: 

PAMERAN SINERGI DAN GELIAT SENI KOTA INDUSTRI DI MATA PENGKARYA
PAMERAN SINERGI DI LEMARI SENI BALIKPAPAN 15-20 JANUARI 2019
LEMARI SENI BALIKPAPAN GALERI SENI SKALA MINI DI KOTA INDUSTRI
DISKUSI SOAL NGEBLOG, AKTIVITAS PERTAMA DI LEMARI SENI BALIKPAPAN
SEJENAK MENGOBROL TENTANG GERAKAN SENI FOKUS KOTA BALIKPAPAN
SEMANGART 45,PAMERAN KELIMA FOKUS BALIKPAPAN