AKTIVITAS PERTAMA DI LEMARI SENI BALIKPAPAN, DISKUSI SOAL NGE-BLOG

Tak butuh waktu lama, aktivitas kreatif langsung digelar di Lemari Seni Balikpapan, Senin (24/9/2018), atau hanya sepekan setelah soft opening “lemari”. Agendanya adalah pelatihan menulis, namun dengan topik santai karena yang diangkat adalah seputar menulis di blog. Menulis di blog, ternyata bisa menyenangkan. 

Adi Prasetya, jurnalis yang juga blogger di Balikpapan membagikan cerita dan pengalamannya seputar tulis-menulis di blog kepada sejumlah mahasiswi dan mahasiswa. Adi sudah mengawali tulisannya di blog pribadi, tahun 2013 lalu, dan hingga kini masih aktif menulis.

Tak hanya di blog pribadi, Adi juga ikut menulis di blog Forum Kreatif Usaha Sama-sama (Fokus) Balikpapan ini, sejak awal tahun 2018. Di forum tersebut, Adi adalah salah satu pengurusnya. Selain di blog forum itu, Adi juga menulis alias nge-blog di web usaha jahitnya, sejak tahun 2015.

Setidaknya lebih 200-an tulisannya yang terhampar di blog dan website tersebut. Adi menyebut, ia memakai "genre" alias style menulis yang berbeda di ketiga blog (dan web) tersebut, karena ketiganya berlainan kepentingan.

Untuk blog fokus ini, Adi mengedepankan style atau gaya menulis yang informatif, sehingga mudah dipahami. Sebab blog forum ini berisi artikel-artikel seputar pergerakan dan aktivitas seni yang dilakukan Fokus Kota Balikpapan.

“Artikel-artikel di blog Fokus disusun seturut kronologis. Jadi saya dan kawan-kawan memulainya dengan artikel tentang apa itu Fokus Balikpapan, pergerakan seni apa di sana, pameran demi pameran, dan apa aktivitas lain yang diikuti Fokus. Blog ini adalah juga dokumentasi bagi forum,” kata Adi.

Usai membahas blog Fokus, sekarang giliran blog pribadi. Adi menyebut style yang digunakan lebih bernuansa santai, dengan “genre” populer. Blog pribadinya berisi lebih 150 artikel (tulisan), yang membahas banyak hal, dari musik, film, hingga pengalaman sehari-hari. Ditambah pula beberapa cerpen dan puisi.

Sedangkan di web usaha (web berbayar), Adi menggabungkan unsur informatif dengan cara penyampaian yang santai, bahkan menyelipkan humor. Yang digunakan tetap tulisan bergenre populer. Untuk terakhir ini, sebagai imbas Adi yang sering baca komik.

Beberapa peserta menanyakan mengapa susah sekali menulis, bahkan ketika itu hanya menulis santai di blog. Menurut Adi, menulis berkaitan dengan seberapa sering kita membaca. “Kita, orang Indonesia, masih dianggap rendah tingkat bacanya. Kalau membaca saja masih rendah, apalagi menulis,” ucap Adi.

Indonesia berada di posisi 60 dari total 61 negara dengan tingkat baca yang rendah, menurut daftar Most Literate Nations of the World dari Central Connecticut State University (Amerika Serikat) pada tahun 2016. Sebagai gambaran, Thailand pada posisi 59, sementara Finlandia di urutan pertama.

Mengacu penelitian Perpustakaan Nasional tahun 2017, rata-rata orang Indonesia membaca 30-59 menit per hari. Setiap tahun hanya 5-9 buku yang dibaca. Sangat sedikit. “Jika kita semakin malas membaca, semakin enggan pula untuk menulis. Dan negeri ini semakin tertinggal,” ujar Adi.

Semakin parah jika dari sedikit yang dibaca, malah bacaan yang tidak bermutu, tidak perlu, atau artikel hoax. Juga tidak penting jika yang ditulis hanya akan menjadi artikel atau tulisan tidak bermutu dan tidak perlu, yang hanya membuat orang prihatin pada isi otak dan minimnya wawasan kita.

Eyrah, mahasiswi yang juga Ketua Kohati (Korps Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)-Wati Cabang Balikpapan, menanyakan bagaimana cara yang paling mudah untuk mengawali menulis. Eyrah menyebut itu dalam kaitan blog yang berisi tulisan ringan dengan gaya bahasa populer.

Menurut Adi, cara paling mudah adalah menulis sesuai minat, sesuai passion. Adi menyarankan agar tulisan sebisa mungkin ringan dan “renyah” dibaca. “Coba tulis tentang hobi, aktivitas, atau analisis singkat tatkala mengamati kondisi sekitar. Apa yang menyita perhatian,” kata Adi.

Ketua Fokus Kota Balikpapan Abi Ramadan Noor mengutarakan, keterampilan menulis belum dianggap penting. Namun sebenarnya, semua aktivitas manusia berkaitan dengan tulis-menulis sebagai penunjangnya. Termasuk di dunia seni dan industri kreatif.

“Ketika blog Fokus ini kami mulai di awal, sempat sejenak terbesit pemikiran mengapa kami tambah meribetkan diri dengan bikin blog. Semakin susah pula untuk menulis, juga melengkapi dengan foto. Sebab, kan sudah ada Instagram dan facebook,” kata Abi.

Namun, pada akhirnya Abi dan kawan-kawan menyadari bahwa blog adalah dokumentasi yang penting. “Instagram, facebook, atau youtube, memang penting. Namun semua aktivitas dan pemikiran kami, terdokumentasi lebih komplet di blog. Kalau ada orang bertanya detil, tinggal memberikan alamat blog,” ucap Abi.

LEMARI SENI BALIKPAPAN, wadah pergerakan seni di Balikpapan yang digerakkan kawan-kawan seniman yang tergabung dalam Fokus Balikpapan--dan kami sebut juga sebagai relawan kreatif ini--sudah merentang banyak agenda dan kegiatan. Semua itu perlu terdokumentasi serapi mungkin. -- lemariseni akan dibuka penuh (launching) pada pertengahan Oktober,

#jangankapokbergerak
@lemarisenibalikpapan  @mebel_jawa_balikpapan
Lemari Seni Balikpapan (Mebel Jawa) - Jalan Markoni Atas 47, Balikpapan

BACA JUGA ARTIKEL LAINNYA :

SERUTU VOL 01 - SENI SERU TIAP SABTU DI LEMARI SENI BALIKPAPAN
LEMARI SENI BALIKPAPAN GALERI SENI SKALA MINI DI KOTA INDUSTRI
DARI BALIKPAPAN, ART DAY 1 AWALI WUJUDKAN HARI SENI
KELAS MENJAHIT SAMANTHA PROJECT-BARAKATI DI LEMARI SENI BALIKPAPAN
DARI CREATIVE ART SPACE, FOKUS MENUJU LEMARI SENI BALIKPAPAN
SEMANGART 45, PAMERAN KELIMA FOKUS KOTA BALIKPAPAN
PAMERAN KETIGA FOKUS - MATHILDA FEST
PAMERAN PENJAKES FOKUS DIAPRESIASI GOL A GONG
CREATIVE ART SPACE "GEDUNG KESENIAN SWASTA" PEMANTIK PERGERAKAN SENI DI BALIKPAPAN
SEJENAK MENGOBROL TENTANG GERAKAN SENI FOKUS KOTA BALIKPAPAN
TENTANG FOKUS KOTA BALIKPAPAN


Comments

Popular Posts