CREATIVE ART SPACE DIKUNJUNGI MAHASISWA PERANCIS DAN SISWA SEKOLAH ALAM BALIKPAPAN

Fokus Creative Art Space, ruang bagi pelaku seni, juga penikmat seni, adalah bangunan rumah yang “tidak berdinding” dan “tidak berpintu”. Selalu terbuka akan munculnya percik-percik seni dan siapa yang “mengetuk” pintunya.

Minggu (1/7/2018) lalu, tempat yang menyatu dengan kedai “Kopi Sahabat” 2.0 ini, kedatangan tiga mahasiswa asal Perancis, bernama Camile, Anthony, dan Basile. Mereka ke Balikpapan untuk keperluan berbeda.

Camile meneliti banjir di Kota Minyak ini, sedangkan Basile meneliti biogas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar. Sementara Anthony, menikmati liburan. Ketiganya mengikuti workshop singkat seni lukis pensil, yang diampu mas July Purnama alias Joe, Ketua Sketcher Balikpapan.

Kostum pakaian ketiga mahasiswa Perancis ini saat menggembar sketsa, adalah pakaian adat Dayak. Wah, keren. Mereka pun senang dan mengapresiasi seni yang berkembang di Balikpapan, dan setidaknya mendapat sedikit gambarannya di sini.

“Orang dari luar negeri, wisatawan, mengapresiasi seni di Balikpapan, ini menggembirakan. Waktu mereka tentu terbatas, namun bisa memberi sedikit gambaran bagaimana seni dan industri kreatif, melalui tempat ini, menyenangkan,” kata Abi Ramadan Noor, Ketua Fokus Kota Balikpapan.


Forum Kreatif Usaha Sama-sama (Fokus) adalah wadah, forum bagi pegiat seni, penggerak seni, dan pelaku industri kreatif. Hingga sekarang, atau menginjak tahun ketiga, setidaknya Fokus telah beranggotakan hampir 70 orang.

Merangkul semua kalangan, memang menjadi pemikiran Fokus Kota Balikpapan. Tak terhindarkan, Balikpapan telanjur dicap sebagai kota industri dan jasa. ini PR besar kita bersama. Padahal banyak seniman di kota ini, dengan karya yang tidak kalah dari daerah lain.

Namun, satu pekerjaan yang nampaknya selalu menjadi kegelisahan adalah seberapa besar minat publik mengapresiasi seni. Juga, seberapa gambaran minat anak-anak muda, karena merekalah penerus tongkat estafet seni.

Oleh karena itu, ketika Selasa (16/7/2018) lalu, ketika sejumlah siswa Sekolah Alam Balikpapan (Samba) tingkat SMP, “menyerbu” bangunan Fokus Creative Art Space di Kampung Timur,  ini jelas “penyerbuan” yang dinanti. Kabar menggembirakan. Siapa tahu, satu atau beberapa dari mereka, kelak jadi seniman top di Balikpapan.

“Menumbuhkan ketertarikan akan seni, seni apa saja, itu sangat penting. Kami merasa perlu memberi banyak ruang untuk mereka, adik-adik kami, melihat pergerakan seni bagaimana yang dikerjakan kakak-kakak mereka,” kata Abi.

Menambah wawasan seni, tentu. Memperkuat semangat hobi dan cita-cita mereka, itu adalah tujuan. Abi senang ketika tempat ini--Fokus Creative Art Space—menginsipirasi mereka. Menularkan “virus seni”, begitu istilah menurut Abi.

Sesi tanya jawab tergelar menarik. Abi menerangkan bagaimana proses terbentuknya Fokus, hingga dibukanya tempat ini. Dibalik karya-karya seni, para seniman dan mereka yang peduli, harus bekerja keras mengupayakan banyak hal demi pergerakan seni, agar seni mendapat apresiasi semestinya. Juga agar seni semakin dekat ke publik.


“Salah satu pertanyaan adik-adik ini, adalah bolehkah mereka ikut serta dalam pameran ketika mereka semakin bersemangat menjalani hobinya membuat karya? Tentu saja boleh,” kata Abi.

Lebih jauh disampaikan Abi, ia dan kawan-kawan di Fokus Balikpapan memang mengagendakan banyak acara terkait mengajak anak-anak, pelajar datang ke tempat ini. Tak hanya melihat karya seni, tapi juga “membaca” apa pesan di dalam setiap karya dan setiap cerita.

Fokus Creative Art Space, tak hanya sekadar kedai kopi. Namun juga tempat berkumpul para seniman, masyarakat, dan mereka yang menaruh peduli pada seni. Ini bukan gedung seni, tapi “rumah” seni. Komunitas-komunitas seni, punya rumah dan "rumah" di sini.

Mau ke sana untuk sejenak mampir, entah melukis, membaca buku, atau ngobrol? Bisa. Atau mau ngadem sejenak untuk menulis cerpen, puisi, gitaran, bisa juga. Ini bangunan "rumah" tanpa sekat. Tidak ada batasan baku: siapa senior dan siapa yunior. 

Itu karena “bahasa” yang dipupuk di Fokus Kota Balikpapan, juga tempat ini, Fokus Creative Art Space, adalah bahasa yang sama, yakni bahasa seni.  "Perlahan, tongkat estafet seni di kota ini, dipegang oleh mereka, adik-adik kami ini," kata Abi.









BACA JUGA ARTIKEL-ARTIKEL LAIN  : 

SERUTU VOL 03 - MENGGAMBAR SKETSA, DONGENG DAN SEKOLAH YANG MEMERDEKAKAN ANAK
LEMARI SENI BALIKPAPAN GALERI SENI SKALA MINI DI KOTA INDUSTRI
FOKUS CREATIVE ART SPACE - GEDUNG KESENIAN SWASTA PEMANTIK PERGERAKAN SENI BALIKPAPAN
SEJENAK MENGOBROL TENTANG GERAKAN SENI FOKUS KOTA BALIKPAPAN
TENTANG FOKUS KOTA BALIKPAPAN
CREATIVE ART SPACE MENULARKAN VIRUS SENI DI BALIKPAPAN
PAMERAN "PENJAKES" DIAPRESIASI OLEH GOL A GONG
PAMERAN KEEMPAT FOKUS - PENJAKES MEWARNAI BALIKPAPAN

Comments