PAMERAN "PENJAKES" DIAPRESIASI OLEH GOL A GONG

Pucuk dicinta ulam tiba. Barangkali begitu kira-kira gambaran ketika Gol A Gong, sastrawan dan pegiat literasi, memastikan kehadirannya ke pameran Pendidikan Jalur Kesenian (Penjakes) di Dahor Heritage Balikpapan, Sabtu (5/5/2018) malam, di sela-sela agenda padatnya di Kaltim.

Maka jadilah waktu satu jam sebagai ruang dialog penuh canda tapi kaya pesan. Siapa tak kenal Gol A Gong, atau yang bernama asli Heri Hendrayana Harris. Dialah yang menulis novel "Balada si Roy". Semakin menarik, karena ada juga Ali, sastrawan yang juga pegiat literasi dari Macan Dahan (Taman Bacaan dan Rumah Latihan).

Gol A Gong, pendiri "Rumah Dunia" ini, antusias melihat pameran keempat yang dihelat Forum Kreatif Usaha Sama-sama (Fokus) Kota Balikpapan 5-6 Mei ini. “Aset cagar budaya (Dahor Heritage) ini luar biasa nilainya. Menjadi lokasi pameran seni, pas,” katanya.

Ketua Fokus Kota Balikpapan Abi Ramadan Noor memaparkan sekilas tentang forum yang kini beranggotakan 50 pengkarya seni dan pelaku industri kreatif ini.  “Kami ingin juga menjadi penggerak seni, tidak sebatas berkarya. Tidak berorientasi uang, karena kami menyebut ini adalah pergerakan,” papar Abi.

Balikpapan punya banyak potensi seni, karena ada banyak pengkarya seni. Adanya wadah bersama, dianggap perlu, agar lebih cepat mengenalkan, dan sekaligus lebih membumikan seni ke publik. “Apresiasi seni warga, belum cukup bagus. Ini tantangan,” kata Abi.

Pameran keempat di Dahor Heritage ini, menurut Abi, bisa terlaksana karena kegigihan kawan-kawan yang bergerak bersama. Selain itu, dukungan Pertamina yang berkenan meminjami rumah cagar budaya ini, juga pihak Dahor Heritage, jadi faktor penting.

Gol A Gong juga memberi beberapa kritik membangun untuk pameran ini dan juga agar Fokus Balikpapan lebih berkembang. Antara lain dari sisi judul pameran yang dianggap belum “menjual” di era kekinian ini.  “Menurut dia, mestinya nama “Balikpapan” juga dibawa sebagai penegas bahwa forum ini ikut membawa nama kota. 

Panggung di halaman Dahor Heritage-tempat diskusi-dianggap masih cukup “polos” karena belum merepresentasikan sepenuhnya siapa saja pengkarya yang berpameran. Meski demikian dia menyatakan salut ketika mengetahui bagaimana proses pameran ini sampai bisa diadakan.

Menurut Gol A Gong, ketika kawan-kawan di Fokus memilih untuk bergerak, ketimbang diam saja, itu sudah tepat. Termasuk juga ketika Fokus “ngebut” membuat blog (fokuskotabalikpapan.blogspot.co.id), dan ternyata bisa.

Sementara Ali, dari Macan Dahan (Kutai Kartanegara) yang juga tergabung di Fokus, memompakan semangat untuk kawan-kawan. “Berkarya saja. Tunjukkan. Enggak usah mikir siapa yang mau mendanai atau jadi sponsor. Enggak perlu juga mengeluh soal pemerintah daerah yang nampaknya kok tidak mendukung sen. Enggak ada gunanya juga, kan,” ujarnya.

Ditambahkan lagi oleh Gol A Gong, pegiat seni dan pelaku industri kreatif di Balikpapan mesti menjalin koneksi dengan pihak-pihak lain selain pemda. “Ada BUMN, ada pihak swasta. Pameran ini  sudah awal yang bagus. Kemudian, ketika Fokus Balikpapan sudah punya agenda pameran rutin, yang tidak hanya setahun sekali, itu langkah tepat,” katanya.

Di akhir acara, Gol A Gong ditagih kapan dirinya punya agenda ke Balikpapan lagi. Syukur-syukur kalau waktunya pas dengan acara Fokus. “Awal tahun depan,” ujar dia. Okay, kita catat.  

PAMERAN KEEMPAT FOKUS - PENJAKES MEWARNAI BALIKPAPAN
TENTANG GERAKAN SENI FOKUS KOTA BALIKPAPAN
TENTANG FOKUS KOTA BALIKPAPAN

SEMUA FOTO : DOKUMENTASI FOKUS KOTA BALIKPAPAN

Comments