FOKUS BALIKPAPAN DUKUNG PERGERAKAN LITERASI "RED RIDING BOOK"

Buku adalah jendela dunia. Di era teknologi informasi seperti sekarang yang menawarkan banyak kemudahan, buku masih bertahan. Meskipun sebagian buku sudah bertransformasi, namun menuju ke “buku” itu, tetap harus ada yang menulisnya. Juga semangat literasinya.

Oleh karena itu, ketika teman-teman di Nulis Buku Club (NBC) dan Heart and Soul, penerbit indie di Balikpapan, mengajak Forum Kreatif Usaha Sama-sama (FOKUS) Balikpapan untuk berpartisipasi, tentu saja disambut gembira.

Red Riding Book Part 3, Pasar Buku Sehari, begitu judul acaranya, yang digelar di Plaza Kebun Sayur, Balikpapan, Kaltim, Minggu 6 Oktober 2018 lalu. Bagi Balikpapan, acara seperti ini, adalah secercah “oase”.

Beranjak dari keprihatinan di bidang literasi, acara tersebut digelar, yang ternyata sudah kali ketiga. Masyarakat bisa mendapatkan buku-buku berkualitas dengan harga terjangkau. Kesempatan langka. Sebagian buku-buku ini pasti juga sudah susah juga mencarinya.

Dalam Red Riding Book Part 3, ada “art market”, yang disi live performance musik, display sejumlah lukisan, hingga lelang karya. Ada juga workshop penulisan yang diampu oleh Indah Priha T selaku penulis dan CEO Heart and Soul, dan Ayu Emil, yang juga penulis.

Hadir juga Kaka Hy, penulis asal Balikpapan yang karyanya sudah menembus penerbit mayor nasional. Kaka Hy mengajak masyakat untuk banyak membaca dan menulis. Tak ketinggalan Walrina Munangsir, Duta Baca Kaltim 2018 yang juga merupakan anggota Fokus.

Annisa Viramisyah, salah satu pendiri NBC mengatakan dia senang karena ajang ketiga ini semakin lebih berwarna karena adanya art market dan lelang karya yang disumbangkan ke korban gempa dan tsunami di Sulteng.

Dalam acara itu, Walrina membagi pengalamannya mendirikan taman baca di Desa Beringin Agung, Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara. Masih terbilang minim, akses informasi dan transportasi di sana. "Juga minat baca, masih rendah," ujar Walrina sembari berharap semakin banyak taman baca hadir sampai ke pelosok-pelosok desa. Literasi jangan hanya menjamah ke perkotaan.
  
Abi mengatakan, pergerakan seni Fokus Kota Balikpapan yang dirintis dua tahun lalu, secara otomatis berjalan diiringi aktivitas literasi. Melalui sejumlah acara, dan juga blog ini, misalnya, yang mendokumentasikan semua kegiatan Fokus. Ini bukan hanya semata soal membiasakan membaca dan menulis, tetapi juga menyadari bahwa literasi adalah hal penting.

“Minat baca masyarakat, belum tinggi, apalagi minat menulis. Bahan bacaan, memang banyak, dari buku, majalah, surat kabar, novel, selebaran, hingga meng-klik apa saja saat berselancar di internet,” kata Abi.

Tetapi kala bicara soal minat baca yang seharusnya, menurut Abi yang juga pelukis ini, adalah tentang membaca bacaan yang penting. Dengan kata lain, ini bukan asal baca semua bacaan sebab tak semua apa yang dibaca akan menambah wawasan. “Dari kebiasaan baca bacaan yang berkualitas, akan muncul kebiasaan menulis yang berkualitas,” kata Abi.

Comments